Ujian Nasional (UN) mesti dimaknai sebagai proses latihan dan ujian
integritas, bukan hanya sekedar penilaian terhadap kompetensi lulusan
pada mata pelajaran tertentu. UN harus menjadi proses pembelajaran,
bukan sebalilknya, belajar untuk UN. Semangat yang perlu dikembangkan
dalam UN adalah untuk kejujuran. Oleh karena itu mari kita dorong semua
pihak yang terlibat dalam UN untuk jujur.
Demikian pesan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Bawesdan
kepada peserta sosialisasi UN yang dilaksanakan pada hari Rabu
(25/2/2015) di Gedung C Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Acara
yang diselenggarakan oleh Balitbang bekerjasama dengan BSNP ini
dihadiri para Kepala Dinas Pendidikan Provinsi, Kepala LPMP, Wakil
Rektor Bidang Akademik dari perguruan tinggi koordinator pemindaian
lembar jawaban UN, dan perwakilan dari unsur Panitia UN Tingkat Pusat,
termasuk dari Kementerian Agama.
Dalam kesempatan tersebut, Anies Bawesdan mengatakan bahwa dalam
pelaksanaan UN 2015 ada perubahan yang sangat mendasar, yaitu kelulusan
siswa ditentukan oleh satuan pendidikan. Dengan demikian fungsi UN tidak
lagi menentukan kelulusan.
“Dengan diserahkannya kewenangan penentuan kelulusan kepada satuan
pendidikan, artinya sekolah memegang amanat yang sangat besar. Tidak
boleh disalahgunakan. UN merupakan bentuk pelatihan tatakelola yang
baik dan ujian integritas . Dengan demikian, integritas dalam
pelaksanaan UN sangat penting. Yang lebih penting lagi, jangan sampai
anak-anak Indonesia kalah di mana-mana bukan karena kompetensi,
keterampilan, dan pengetahuan mereka, tetapi karena integritas mereka
yang rendah”, pesan Anies.
Dalam kesempatan tersebut, Anies juga mengakui adanya keterlambatan
dokumen yang menjadi payung hukum pelaksanaan UN 2015, terutama revisi
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
“Sampai sekarang, teks legalnya masih antri untuk ditandatangani
Presiden. Pada level Kementerian Hukum dan HAM, sudah selesai. Namun
demikian, kita tetap bisa menyiapkan pelaksanaan UN dengan matang supaya
UN memiliki pesan yang positif untuk kemajuan pendidikan di Indonesia”,
ucapnya.
Mantan Rektor Paramadina tersebut menepis adanya kekhawatiran di
kalangan tertentu dengan dihilangkannya fungsi UN sebagai penentu
kelulusan dari satuan pendidikan, motivasi murid untuk belajar menurun.
“Jangan sampai motivasi belajar murid-murid menurun karena UN tidak
lagi menentukan kelulusan. Jika selama ini UN hanya dipahami sebagai
kelulusan dan yang ada dalam pikiran murid-murid adalah LULUS atau TIDAK
LULUS, maka mulai sekarang, mari kita memulai langkah baru dalam siklus
pendidikan nasional dengan menjadikan UN sebagai instrumen untuk
memotivasi murid-murid dalam belajar” papar Anies yang saat itu memakai
baju putih lengan panjang.
Salah satu langkah perbaikan yang kita lakukan tahun ini untuk
memotivasi siswa belajar, tambah Anies, adalah dengan membuat format
sertifikat atau Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) lebih
komprehensif dan detail, tidak hanya sekedar mencantumkan skor atau
angka dan keputusan lulus atau tidak lulus, tetapi juga memuat informasi
penting tentang capaian kompetensi siswa dan posisinya dibandingkan
dengan teman-teman dalam satu sekolah maupun secara nasional.
Terkait dengan hasil UN, Anies mengatakan bahwa perguruan tinggi di
Malaysia dan Hongkong sudah menggunakan hasil UN sebagai seleksi masuk
ke perguruan tinggi. Para siswa tidak lagi mengikui ujian masuk
perguruan tinggi, tetapi cukup memberikan hasil UN. Artinya, UN diakui
dunia internasional, oleh sebab itu menjadi kewajiban dan tanggungjawab
kita bersama untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan UN, sehingga
menghasilkan UN yang kredibel, jujur, dan berkualitas.
Selain pengarahan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, pada
kesempatan tersebut juga disampaikan beberapa kebijakan yang terkait
dengan pelaksanaan UN. Bertindak sebagai penyaji materi adalah Nizam
Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik), Bambang Suryadi (BSNP)
dan Dadang Sudiyarto Sekretaris Balitbang Kemdikbud.
Sumber : http://disdikpora-boyolali.info/news/318/un-merupakan-pelatihan-dan-ujian-integritas.aspx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar